Sejarah Asal, Peradaban, Perkembangan Bangsa Yunani Kuno - INIRUMAHPINTAR.com

Sejarah Asal, Peradaban, Perkembangan Bangsa Yunani Kuno

INIRUMAHPINTAR - Menelusuri jejak-jejak masa lalu dapat mengajarkan kita banyak hal. Meski kita tidak boleh terjebak di dalam cengkeraman masa lalu. Kita harus terus move on menuju masa depan yang lebih cerah. Nah, pada kesempatan ini, saya mengajak sobat pintar sekalian untuk berpetualang ke masa lalu menelusuri Sejarah Asal, Peradaban, Perkembangan Yunani Kuno

Sobat pintar sekalian, jauh sebelum peradaban manusia mengenal internet, Google, YouTube, Blogger, Yahoo, Bing, dan teknologi-teknoogi lainnya saat ini, dimana semua serba ada dan mudah, ternyata ada sejumlah peradaban kuno yang lahir dan berkembang sangat pesat di zamannya. Bahkan tidak sedikit dari pemikiran-pemikiran dan temuan-temuan di masa itu menginspirasi modernitas di masa saat ini. Salah satunya adalah Bangsa Yunani Kuno. 

Yunani Kuno terletak di Eropa bagian selatan di sekitar Laut Tengah. Wilayahnya terdiri atas dua bagian, yaitu Yunani Kuno yang terletak di Semenanjung Balkan dan Yunani Kuno yang terletak di kepulauan di Laut Aegeia. Di sebelah utara, Yunani Kuno berbatasan dengan Macedonia. Tanahnya bergunung-gunung tidak subur, pantai berupa teluk-teluk yang menjorok jauh ke daratan sehingga cocok untuk pelabuhan. Laut bagian timur terdiri atas ratusan pulau kecil (Kepulauan Aegeia) yang berhubungan dengan pantai Asia Barat (Turki). Kepulauan ini berfungsi sebagai jembatan alam. Iklimnya subtropis dengan musim panas yang lama dan kering, sedangkan musim dinginnya sejuk, singkat dan banyak hujan.

Daerah lereng pegunungan menghasilkan anggur, sedangkan di lembah-lembah yang rendah menghasilkan gandum. Karena tanahnya yang kurang subur, penduduknya lebih mengandalkan hidupnya dari kegiatan di laut dan berdagang. Apalagi wilayah Yunani Kuno yang merupakan kepulauan sehingga kehidupan penduduknya banyak bertumpu pada sumber daya laut. Mereka menguasai pelayaran di Laut Tengah dan membentuk koloni-koloni di berbagai pulau sambil mengembangkan kebudayaan Yunani. Dengan cara tersebut kebudayaan Yunani menyebar kemana-mana.

A. Sejarah Asal Bangsa Yunani Kuno

Pada tahun 3000 SM di Laut Aegeia telah berkembang kebudayaan Minoa atau kebudayaan Pulau Kreta. Kebudayaan tersebut dikembangkan atas dasar kekuatan maritim (laut). Kebudayaan Minoa mempunyai nilai tinggi. Banyak peninggalan kebudayaan dari Pulau Kreta, seperti Istana Raja Menos yang dibangun pada tahun 1600 SM, tempat pemandian, barang keramik, dan patung.

Selain kebudayaan Minoa di Semenanjung Balkan Selatan juga sudah berkembang kebudayaan Mekene. Pada tahun 1500 SM bangsa Mekene menyerang dan menghancurkan kebudayaan Pulau Kreta serta meniru kebudayaannya. Di antara hasil kebudayaan Mekene yang terkenal adalah sebagai berikut.
  1. Gerbang Singa dari Mekene.
  2. Istana Mekene yang memiliki 60 kamar.
  3. Thalos, yaitu kuburan yang berbentuk sarang lebah.
Sekitar tahun 2000—800 SM di Yunani Kuno telah berdatangan bangsa pengembara (nomad) dari rumpun Indo-Eropa (Indo-Jerman, Arya, Armenia, dan Media). Mereka berasal dari daerah padang rumput sekitar Laut Kaspia. Bangsa tersebut juga disebut bangsa Hellas (Hellen). Antara penduduk Pulau Kreta dan bangsa Mekene dengan bangsa pendatang tersebut hidup bersama, tetapi bangsa asli terdesak. Mereka diwajibkan bekerja kasar dan dijadikan budak. Percampuran antara bangsa asli dan bangsa pendatang itulah yang menjadi nenek moyang bangsa Yunani Kuno.

Kerena alamnya kurang baik, bangsa Yunani menyebar lagi ke daerah-daerah sekitar Pulau Sicilia, Italia, Prancis, Kepulauan Aegeia, dan Afrika Utara. Di perantauan mereka membentuk koloni-koloni baru, seperti Croton dan Sybaris (di Italia Selatan), Ephesus, Nitetus, dan Lydia (Asia kecil), dan Syracus (di pulau Sicilia). Daerah koloni ini akhirnya berkembang menjadi pusat kegiatan ekonomi dan perdagangan yang penting di Laut Tengah.

Merka kemudian membentuk negara-negara kecil yang berpusat di kota-kota yang diberi benteng. Di dalam benteng itu segala bentuk kehidupan diatur secara rapi seperti layaknya suatu negara. Negara kecil seperti itu disebut polis atau negara kota. Pada waktu itu, terdapat banyak sekali polis yang masing-masing terpisah dan berdiri sendiri-sendiri. Di antara polis-polis itu sering terjadi peperangan untuk memperluas wilayah dan pengaruhnya. Polis yang menang akan menjadi polis besar dan membawahi polis kecil lainnya. Polis-polis itu, misalnya Athena, Sparta, Thebe, Coronthia, dan Argos. Banyaknya polis yang berdiri sendiri sulit untuk disatukan dan itulah yang menjadi ciri khas masyarakat Yunani Kuno.

Dalam polis, masyarakat terdiri atas dua golongan besar, yaitu golongan orang merdeka dan golongan budak.

1. Golongan Orang Merdeka

Golongan orang merdeka, yaitu golongan masyarakat yang terdiri atas para pejabat kerajaan, prajurit, pedagang, dan pengusaha. Mereka hanya bejumlah ±12% dari seluruh penduduk Yunani Kuno yang terdiri penduduk asli dan orang asing. Pedagang yang berjasa pada negara Yunani Kuno dapat menjadi warga negara utama.

2. Golongan Budak

Jumlah golongan budak ±80% yang umumnya bukan orang Yunani Kuno asli. Mereka adalah para tawanan perang atau kaum fakir miskin. Perdagangan budak pun berlaku dimana-mana dan itu sah. Nasib para budak sepenuhnya bergantung pada majikannya. Para budak inilah yang mengerjakan pekerja-pekerjaan kasar.

Timbulnya masyarakat kota (polis) yang terpisah-pisah ini karena adanya latar belakang tertentu, yaitu bangsa Yunani Kuno itu terdiri atas tiga golongan besar asal-usul masyarakat.

1.     Bangsa Doria, tinggal di Jazirah Peloponesus, ibu kotanya Spatra.
2.     Bangsa Lonia, tinggal di Jazirahattica, ibu kotanya Athena.
3.     Bangsa Aeolia, tinggal di Yunani Utara, ibu kotanya Olympia dan Dhelpi.

Walaupun saling bermusuhan, mereka tetap mengetahui bahwa dirinya berasal dari nenek moyang yang sama, yaitu Hellen. Karena itu, mereka menyebut dirinya sebagai bangsa Hellen dan menyebut negerinya dengan nama Hellas dan nantinya akan memunculkan kebudayaan Hellenisme.


B. Perkembangan Bangsa Yunani Kuno

Pada awal abad ke-7 SM sampai dengan abad ke-6 SM Yunani Kuno terpecah-pecah dalam beberapa polis. Polis tersebut saling bersaing dan berebut kekuasaan. Dalam persaingan antarpolis tersebut, polis sparta dan Athena yang akhirnya mendominasi sejarah Yunani.

1.   Polis Sparta

Polis Sparta terletak di Jazirah Peloponesus bagian selatan. Sparta merupakan negara militer yang ketat, apalagi setelah terjadi pemberentokan di wilayahnya pada abad ke-7 SM.

Lycurgus seorang tokoh sparta mengadakan pembaruan perundang-undangan yang menyangkut masalah pemerintahan, militer, dan semua perikehidupan warga Sparta secara ketat. Hal ini menjadikan Sparta menjadi negara militer yang kuat.

Setiap warga Sparta dikenai wajib militer pada usia 20 tahun. Para pemuda yang sehat harus mengikuti olahraga dan keprajuritan yang berat serta mulai di biasakan dengan cara-cara hidup yang keras. Pendidikan jasmani lebih diutamakan sedangkan ilmu pengetahuan, sastra, dan seni diabaikan. Masyarakat harus hidup sederhana dan tidak boleh menyimpan kekayaan. Harta perorangan dianggap berbahaya.

Sparta telah membangun kekuatan militernya yang tangguh guna menghadapi bangsa Athena dan bangsa asingdari luar Yunani Kuno. Akibatnya, dalam perang Poloponnesia (431—404) Sparta berhasil mengalahkan Athena. Namun, peperangan itu melemahkan Yunani yang akhirnya dapat ditaklukan oleh Philipus dari Macedonia pada tahun 339 SM.

Kepala pemerintahan Sparta dipegang oleh dua orang raja secara turun-temurun yang memiliki kekuasaan tidak terbatas. Raja berkedudukan sebagai kepala pemerintahan, panglima perang, dan pemimpin agama. Pelaksanaan pemerintahan tertinggi dipercayakan kepada suatu dewan yang terdiri atas lima orang Ephor (Dewan Menteri). Segala keputusan harus dicapai dengan kata sepakat. Untuk menyalurkan pendapat rakyat, dibentuk Dewan Kaum Tua (gerousia) yang beranggotakan 28 orang dan terdiri atas orang-orang yang telah berusia 60 tahun ke atas. Tugasnya untuk mempersiapkan perundang-undangan yang akan diajukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat. Anggota Perwakilan Rakyat terdiri atas semua warga kota dan bersidang setiap bulan purnama. Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat dapat diveto oleh Dewan Kaum Muda.

Masyarakat Sparta terbagi atas dua golongan. Golongan pertama adalah bangsa Doria yang merupakan warga negara penuh. Golongan kedua adalah bangsa taklukan yang tidak mempunyai hak apa-apa. Sebagian rakyat Sparta hidup dari pertanian. Tanah pertanian itu dikerjakan oleh para budak, sedangkan golongan militer hidup enak di asrama. Begitulah sifat pemerintahan aristokratis militer yang dijalankan oleh Sparta.

2.  Polis Athena

Polisi athena terletak di semenanjung Attica. Athena hampir dalam segala hal berbeda dengan Sparta. Kehidupan masyarakat di Athena lebih demokratis dan hak perorangan dijamin oleh negara. Rakyat Athena lebih menaruh perhatian terhadap seni, olahraga, ilmu pengetahuan, filsafat, serta kemerdekaan berpikir dan berpendapat menjadi sikap hidup yang kuat. Karena faktor tersebut, Athena tumbuh menjadi pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan sehingga melahirkan filsuf besar, seperti Socrates (400 SM), Plato, dan Aristoteles (300 SM).

a.     Kehidupan Sosial Ekonomi

Masyarakat Athena lebih heterogen dan terbagi dalam kelas-kelas sosial yang nyata. Kelas atas terdiri atas kaum bangsawan, penjabat negara, panglima perang, dan prajurit. Kalangan atas hidupnya cukup mewah. Kelas menengah terdiri atas para pengusaha, pedagang, dan pelaut. Perekonomian kelompok ini cukup baik. Sementara itu, kelas bawah terdiri atas petani, perajin, buruh kasar, dan budak. Penghidupan mereka cukup berat dengan nasib yang tidak menentu.

Athena telah tumbuh menjadi pusat perdagangan dan pelayaran terbesar di Laut Tengah yang berpengaruh di wilayah itu dan Asia Kecil. Barang yang diperdagangkan berupa anggur, gandum, minyak zaitun, kayu, logam, basi, tembaga, emas, perak, kerajinan tembikar, dan para budak belian.

b.    Sistem Pemerintahan

Semula bentuk pemerintahan Athena adalah aristokrutis. Kekuasaan hanya dipegang oleh kaum bangsawan saja. Berkat perjuangan yang gigih dari lapisan bawah, bentuk pemerintahan Athena akhirnya berubah menjadi demokrasi. Solon dianggap berjasa dalam meletakkan dasar-dasar pemerintahan demokratis itu (tahun 600 SM). Bentuk susunan pemerintahan polis Athena adalah sebagai berikut:

1)    Kepala pemerintahan dipegang oleh sembilan orang Archon (dewan Menteri) yang setiap tahun diganti. Setiap Archon memimpin satu bidang tertentu sesuai kemampuannya masing-masing.

2)    Kekuasaan tertinggi di pegang oleh Dewan Perwakilan Rakyat atau Boule yang anggotanya terdiri atas orang-orang merdeka (bukan Helot). Dewan ini bertugas: a) mengangkat Archon, b) meminta pertanggungjawaban para Archon, dan c)   menindak Archon yang berbuat kesalahan.

3) Bidang pertahanan dan keamanan dipegang oleh sepuluh orang ahli siasat perang yang menguasai angkatan darat dan armada laut. Dalam keadaan perang, para panglima ini lebih berkuasa daripada para Archon.

4)    Bidang peradilan dipegang oleh Mahkamah Agung yang disebut Aeropagos dan dibantu oleh Heliaca (peradilan rendah). Anggota Aeropagos ini ada yang merangkap sebagai anggota Boule dan pernah menjadi Archon.

Nah, demikianlah artikel ilmu pengetahuan tentang Sejarah Asal, Peradaban, Perkembangan Bangsa Yunani Kuno kali ini. Semoga bermanfaat! :)

No comments:

Post a Comment

Terimakasih atas kepatuhannya melakukan komentar yang sopan, tidak menyinggung S4R4 dan p0rnografi, serta tidak mengandung link aktif, sp4m, iklan n4rk0ba, senj4t4 ap1, promosi produk, dan hal-hal lainnya yang tidak terkait dengan postingan. Jika ada pelanggaran, maaf jika kami melakukan penghapusan sepihak. Terimakasih dan Salam blogger!