5 Usaha Orang Tua untuk Memotivasi Anak Berprestasi di Sekolah - INIRUMAHPINTAR.com

5 Usaha Orang Tua untuk Memotivasi Anak Berprestasi di Sekolah

INIRUMAHPINTAR - Pagi ini, saya tertarik menulis artikel tentang 5 Usaha Orang Tua untuk Memotivasi Anak Berprestasi di Sekolah. Setiap orang tua menginginkan anak-anak mereka dapat belajar dengan baik dan berprestasi di sekolah. Berprestasi bukan berarti harus menjadi juara kelas, tetapi mampu melakukan yang terbaik dalam setiap proses akademik yang berlangsung, mengalami perkembangan kompetensi, mental, dan karakter dari waktu ke waktu. Termasuk bagaimana anak yang berstatus siswa/pelajar mampu mengembangkan diri sebagai pribadi adaptif, bertanggung jawab, dan amanah dalam hubungan sosialisasi dengan guru dan teman-temannya di sekolah. Anak yang berprestasi yaitu anak yang selalu termotivasi dalam hal-hal positif, tidak terbawa pengaruh buruk pergaulan dan lingkungan, dan tampil sebagai pribadi-pribadi yang dapat dipercaya dan diandalkan oleh orang tua, guru, dan teman-temannya. 

Apakah orang tua dapat memotivasi anak-anaknya berprestasi di sekolah dengan mudah? Ternyata, tidak semua proses tersebut berjalan mulus sesuai harapan orang tua. Ada-ada saja hambatan dan tantangan yang dihadapi. Misalnya, si anak tiba-tiba malas belajar karena merasa tidak sanggup mengerjakan tugas, tidak mau ke sekolah karena sering dibully teman-temannya, atau enggan mengikuti mata pelajaran tertentu karena merasa tertekan oleh guru bidang studi, dll. Pada saat hal-hal seperti ini dialami oleh anak, apa yang harus dilakukan oleh orang tua? apakah cukup mendiamkan saja atau perlu melakukan usaha-usaha terbaik untuk mengembalikan semangat si anak dalam belajar dan berprestasi di sekolah?

Pada dasarnya, sebelum mengambil tindakan lebih lanjut, orang tua harus bekerja keras mendampingi si anak, menjadi teman sharing (curhat) buat anak, dan kadang-kadang menjadi manajer lembut buat anak. Para orang tua harus menghindari hal-hal yang dapat memicu bertambahnya tekanan batin si anak, misalnya dengan membentak, memarahi, atau menegur dengan kata-kata kurang mendidik. Jika anak tiba-tiba datang memperlihatkan hasil ulangan yang anjlok, atau nilai rapor yang turun drastis, maka berpikirlah sejenak, dan carilah waktu yang tepat untuk berdiskusi dengan si anak. Lalu, setelah menemukan titik persoalan atau penyebab turunnya prestasi anak di sekolah, segeralah lakukan langkah-langkah terbaik. Berikut ini ada 5 usaha yang dapat dilakukan oleh Orang Tua untuk memotivasi anak berprestasi di sekolah:

1. Memasukkan Anak di lembaga Kursus atau Bimbingan Belajar Terpercaya

Bagi orang tua yang mendapati anak-anaknya mengalami kesulitan belajar di sekolah, misalnya karena si anak pernah sakit sehingga ketinggalan pelajaran atau karena penyebab-penyebab lain, sebaiknya segera mendaftarkan anak di lembaga kursus dan bimbingan belajar terpercaya. Apalagi beberapa mata pelajaran di sekolah nyatanya memang perlu pendampingan dan bimbingan tambahan di luar jam pelajaran misalnya pelajaran eksakta dan bahasa asing, misalnya matematika, fisika, kimia, bahasa Inggris, mandarin, dsb. Dengan harapan, si anak dapat lebih terbantu mengejar pelajaran yang tertinggal, sekaligus mengembalikan kepercayaan dirinya. Lagipula, dengan mengikuti les, si anak juga dapat belajar bersosialisasi dengan komunitas sebaya di lingkungan kursus sehingga dapat tumbuh menjadi pribadi yang semakin supel dalam bergaul. 


2. Memanggil Guru Privat Kredibel, Edukatif, dan Terpercaya

Faktanya, tidak semua anak begitu mudah bergaul dan belajar dengan komunitas heterogen di lembaga kursus. Terkadang ada juga anak yang lebih suka belajar sendiri dalam mengatasi kesulitannya di sekolah. Sebagian besar dari mereka adalah anak-anak yang berkepribadian introvert. Menyikapi hal tersebut, orang tua harus sigap dan pro-aktif berdiskusi lembut dalam nuansa nyaman dengan si anak. Dalam hal ini, untuk mengetahui keinginan anak sesungguhnya, orang tua harus kreatif, misalnya dengan bertanya sedikit demi sedikit disertai gurauan atau candaan di kala situasi kondusif (kumpul di ruang keluarga). 

Jika anak menyetujui, orang tua dapat menindaklanjuti dengan mendatang guru privat terpercaya dan amanah untuk membimbing si anak mengejar pelajaran yang tertinggal. Apalagi, tidak semua pertanyaan-pertanyaan anak di sekolah mampu diakomodasi oleh para guru, sehingga dengan adanya guru privat, si anak dapat lebih terbuka dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan, termasuk bagaimana cara atau tips lebih mudah mengerjakan soal-soal, menghadapi ulangan, atau menyikapi teman-teman kelas yang selalu minta contekan. Lambat laun, jika si anak telah kembali ke ritme normal, kembali aktif dalam belajar, maka proses bimbingan privat dianggap berhasil dan boleh dilanjutkan untuk memacu anak semakin termotivasi mengembangkan diri.

3. Mengontrol Waktu Belajar,  Bermain, dan Refreshing Anak

Para orang tua yang mendapati anak-anaknya mengalami penurunan prestasi di sekolah wajib bertindak dengan cara-cara terbaik dan bijak. Adakalanya, si anak merasa tertekan karena dipaksa terus belajar dan belajar. Padahal, dunia anak dekat dengan dunia bermain. Sesekali ajaklah si anak ke taman atau ke tempat-tempat menghibur lainnya, seperti ke pantai, ke gunung, ke bioskop, atau menonton live pertandingan bola, dan lain sebagainya. Orang tua dapat menyesuaikan dengan hobby si anak. Jadi, selain peduli terhadap waktu belajar anak, orang tua pun wajib mengontrol, mengatur, dan menyediakan waktu yang cukup bagi si anak untuk bermain dengan teman-temannya atau mengajak piknik/rekreasi di akhir pekan atau hari libur sekolah. Dengan proses ini, keseimbangan hidup si anak lebih terjaga. Stress yang diperoleh dari kejenuhan belajar dapat diimbangi dengan keseruan bermain bersama teman-teman atau piknik bersama keluarga.

4. Berkonsultasi dengan Guru di Sekolah

Tidak semua anak mau terbuka kepada orang tuanya jika memiliki masalah di sekolah, entah karena merasa malu atau takut dimarah atau sebab-sebab lain yang tidak mudah dideteksi. Untuk itu, jika orang tua mendapati anak-anaknya kurang bersemangat dalam belajar atau mengalami penurunan prestasi di sekolah, maka sesegera mungkin orang tua wajib bertindak. Andai, si anak tidak mau bercerita, hanya bisa murung dan menutup diri, tinggal di kamar dan main game seharian, orang tua tidak boleh tinggal diam. Orang tua dapat berkonsultasi dengan guru-gurunya di sekolah. Jika perlu, orang tua dapat meminta tolong kepada guru-guru si anak di sekolah untuk melakukan pengawasan tambahan yang tersamar untuk melihat apa sebenarnya masalah si anak. Bisa jadi, ada hal yang membuatnya malas belajar, misalnya setiap kali ulangan, si anak mendapati teman-temannya yang tidak pernah belajar selalu memperoleh nilai tinggi di setiap ulangan karena melakukan cara-cara curang seperti menyontek atau kerjasama terselubung, dsb. Sementara si anak harus puas dengan nilai seadanya di setiap ulangan atau bahkan selalu remedial, padahal telah belajar sekuat mungkin, jujur, dan aktif mengikuti pelajaran. Walhasil, si anak kehilangan motivasi dan memilih untuk tidak belajar. Jika orang tua mendapati anaknya dengan masalah seperti ini, ada baiknya menjalin komunikasi aktif dan terus berkonsulatasi dengan guru si anak agar solusi terbaik dapat ditemukan.

5. Memotivasi Lisan atau Menjanjikan Hadiah buat Anak 

Salah satu poin penting dalam peningkatan motivasi di dunia pendidikan yaitu proses reinforcement (penguatan). Artinya, guru dan orang tua dapat melakukan usaha-usaha seperti menyanjung si anak di setiap perubahan positif yang dilakukannya. Jika perlu, orang tua menjanjikan hadiah-hadiah yang pantas untuk memotivasi anak agar rajin belajar dan berprestasi di sekolah, misalnya dengan mengajaknya liburan ke suatu tempat, atau membelikannya keperluan sekolah, dsb. Intinya, ada penguatan yang membuat si anak tidak down dalam belajar. Dan yang perlu diingat oleh orang tua adalah menghindari memberikan janji-janji hadiah yang berat karena bukan mewahnya hadiah yang paling utama, melainkan bagaimana perwujudan hadiah tersebut menjadi kenyataan. Salah sedikit, si anak justru akan menjadi ngambek karena merasa dibohongi oleh orang tuanya. Jadi, orang tua tinggal menyesuaikan hal-hal apa yang disanggupinya. Jika belum sanggup memberikan hadiah mewah, berilah hadiah sederhana, misalnya dengan membuatkan kue spesial buat si anak. Jika belum bisa memberikan hadiah sama sekali, cukup dengan selalu menghadirkan kata-kata manis yang memotivasi anak terus berprestasi, agar kelak tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang membanggakan.

Saya kira cukup sekian dulu celoteh edukasi di pagi ini. Semoga bermanfaat!

No comments:

Post a Comment

Terimakasih atas kepatuhannya melakukan komentar yang sopan, tidak menyinggung S4R4 dan p0rnografi, serta tidak mengandung link aktif, sp4m, iklan n4rk0ba, senj4t4 ap1, promosi produk, dan hal-hal lainnya yang tidak terkait dengan postingan. Jika ada pelanggaran, maaf jika kami melakukan penghapusan sepihak. Terimakasih dan Salam blogger!