Sistem Respirasi - Sistem Pernapasan Manusia dan Fungsinya - INIRUMAHPINTAR.com

Sistem Respirasi - Sistem Pernapasan Manusia dan Fungsinya

INIRUMAHPINTAR.COM - Sistem respirasi pada manusia tersusun atas alat-alat pernapasan atau saluran udara yang dimulai dengan  hidung dan mulut serta berakhir di jutaan gelembung paru-paru.

Agar proses pernapasan yang terjadi pada manusia dapat berproses dengan baik, dibutuhkan alat-alat pernapasan yang terdiri atas hidung (ataupun mulut), faring, laring, trakea, bronkus, dan paru-paru. Alat-alat pernapasan itu menyusun suatu sistem pernapasan atau sistem respirasi, biasa juga disebut sistem pernapasan manusia.

Pada artikel ini, kita akan membahas salah satu materi Biologi yang dipelajari di kelas 8 yakni mengenai sistem respirasi atau sistem pernapasan manusia dan fungsinya:

1. Hidung

Hidung merupakan organ pernapasan yang paling luar sehingga merupakan alat pertama yang dilalui udara. Selain melalui hidung, bernapas juga dapat melalui mulut. Bernapas melalui mulut berguna terutama pada saat Anda memerlukan oksigen yang lebih banyak setelah berolahraga. Akan tetapi, secara umum bernapas melalui hidung lebih baik.

Hal itu disebabkan di dalam rongga hidung, sebelum masuk lebih jauh ke dalam tubuh, udara pernapasan mendapat tiga perlakuan, yaitu penyesuaian suhu, penyesuaian kelembapan, dan penyaringan dari partikel-partikel debu. Semua itu dilakukan oleh selaput lendir (membran mukosa) dan rambut-rambut kecil yang terdapat di dalam rongga hidung.

Ketika masuk ke lubang hidung, udara melewati rongga di dalam hidung yang dibatasi oleh membran mukosa. Membran mukosa menyekresikan mukus atau lendir yang lengket dan berfungsi untuk menangkap debu atau partikel-partikel lain agar tidak sampai ke paru-paru. Selanjutnya, silia yang terdapat pada membran mukosa mendorong mukus dan debu menuju faring. Di dalam rongga hidung juga ada pembuluh-pembuluh darah yang berfungsi menghangatkan udara yang masuk. Udara yang bersih, hangat, dan lembap itu, lalu menuju bagian teratas faring dalam perjalanannya menuju paru-paru.

Pada bagian paling atas dari rongga hidung ada komponen saraf khusus, yang dikenal dengan istilah saraf olfaktori, yang memungkinkan kita mencium bau-bauan yang terbawa oleh udara.

2. Faring

Udara yang berasal dari rongga hidung selanjutnya masuk ke faring. Faring adalah percabangan dua saluran, yaitu nasofaring yang merupakan saluran pernapasan yang terletak di sebelah bagian depan serta orofaring yang merupakan saluran pernapasan yang terletak di bagian belakang. Pada bagian belakang faring terdapat laring.

3. Laring

Laring adalah kotak suara yang berposisi di pangkal tenggorok atau di bawah faring. Laring tersusun atas tulang rawan yang berupa kepingan dan membentuk struktur jakun. Di atas laring terdapat katup (disebut epiglotis) yang akan menutup jika kita minum atau menelan makanan.

Katup itu berfungsi untuk mencegah makanan atau air masuk ke saluran pernapasan. Saat udara dari hidung melewati laring menuju tenggorok, anak tekak akan melipat dan bertemu dengan epiglotis atau katup pangkal tenggorok sehingga jalan ke tenggorok terbuka.

Laring menghasilkan suara saat udara melewati pita suara yang ada di dalamnya. Namun, untuk mengubah suara menjadi bahasa atau percakapan, suara harus membentuk kata-kata melalui pergerakan lidah, bibir, langit-langit mulut, gigi, dan rahang

Seperti halnya berbicara, bernyanyi juga ditimbulkan oleh vibrasi atau getaran pita suara. Suara beresonansi (bergema/bergetar) di dalam mulut dan dada. Penyanyi yang terlatih mampu mengatur napasnya untuk menyanyikan lagunya dengan benar.

4. Trakea

Dari laring, udara pernapasan akan diteruskan ke dalam trakea atau batang tenggorok. Trakea berbentuk tabung memanjang yang tersusun atas 20 tulang rawan berbentuk gelang atau cincin yang kuat, tetapi fleksibel. Gelang-gelang atau cincin-cincin tulang rawan itu mencegah trakea terlipat ke dalam. Panjang pendek trakea sebanding dengan panjang pendek leher. Pada orang dewasa, trakea biasanya memiliki panjang 11 cm dengan jari-jari 1 cm atau diameter 2 cm.

Di bagian belakang trakea ada satu lapis otot yang bisa menarik cincin-cincin tulang rawan secara bersama-sama jika tiba-tiba ada benda asing yang akan memasuki saluran pernapasan. Sehingga mampu mencegah benda asing masuk ke jalan udara.

Dinding sebelah dalam trakea memiliki lapisan berupa lendir yang diproduksi oleh sel-sel epitel. Sel-sel epitel yang melapisi permukaan dalam trakea tersebut memiliki silia yang akan bergerak saat ada partikel asing, seperti debu yang masuk ke tenggorok. Akibatnya, kita akan terbatuk atau tersedak sehingga partikel asing tersebut akan terlontar ke luar.

5. Bronkus

Ujung trakea bercabang menjadi dua buang cabang batang tenggorok yang disebut bronkus (jamak: bronki). Kedua cabang tersebut, masing-masing masuk ke dalam paru-paru kiri dan paru-paru kanan. Di dalam paru-paru, tiap bronkus memproduksi cabang-cabang, disebut bronkiolus, mengarah ke tiap lobus yang terdapat pada paru-paru.

Bronkiolus bercabang-cabang lagi membentuk pembuluh-pembuluh halus yang akan masuk ke dalam alveolus (jamak: alveoli) atau gelembung paru-paru. Percabangan bronkiolus itu membentuk suatu sistem yang terlihat seperti pohon terbalik.

6. Pulmo (Paru-Paru)

Manusia mempunyai sepasang paru-paru yang terletak di dalam rongga dada, yaitu di sebelah kanan dan kiri jantung, dan dilindungi oleh tulang-tulang rusuk yang membentuk semacam sangkar. Paru-paru kanan memiliki tiga gelambir (lobus), sedangkan paru-paru kiri mempunyai dua gelambir.

Komponen luar paru-paru diselubungi oleh 2 selaput pelindung yang dikenal dengan sebutan pleura. Selaput terdalam melekat pada paru-paru dan selaput terluar melekat pada bagian dalam tulang-tulang rusuk. Ruang di antara dua selaput itu mengandung cairan yang membantu kinerja paru-paru bergerak di dalam sangkar tulang rusuk selama proses pernapasan.

Paru-paru merupakan tempat pertukaran gas pada proses pernapasan. Pertukaran gas tersebut terjadi pada bagian paru-paru yang disebut alveolus. Alveolus merupakan gelembung-gelembung halus dan berdinding tipis sehingga memudahkan oksigen dan karbon dioksida berdifusi. Jumlah alveolus pada orang dewasa mencapai sekitar 700 juta untuk setiap paru-paru sehingga memperluas permukaan untuk pertukaran gas menjadi sekitar 100-150 m² (lebih kurang sama dengan ukuran dua lapangan tenis).

Oksigen yang terdapat dalam udara pernapasan berdifusi masuk melewati dinding alveolus, kemudian masuk ke dalam kapiler darah. Selanjutnya, oksigen akan dibawa darah menuju jantung untuk diedarkan ke seluruh tubuh melalui arteri. Sebaliknya, sisa-sisa pemb4karan yang berupa H₂O dan CO₂ akan berdifusi keluar dari kapiler menuju ke dalam alveolus untuk selanjutnya dikeluarkan saat kita mengembuskan napas.

No comments:

Post a Comment

Terimakasih atas kepatuhannya melakukan komentar yang sopan, tidak menyinggung S4R4 dan p0rnografi, serta tidak mengandung link aktif, sp4m, iklan n4rk0ba, senj4t4 ap1, promosi produk, dan hal-hal lainnya yang tidak terkait dengan postingan. Jika ada pelanggaran, maaf jika kami melakukan penghapusan sepihak. Terimakasih dan Salam blogger!