Jelaskan Proses Pembentukan Urine di Ginjal - INIRUMAHPINTAR.com

Jelaskan Proses Pembentukan Urine di Ginjal

INIRUMAHPINTAR - Jelaskan proses pembentukan urine dalam ginjal? Berikut jawabannya secara berurutan! Terdiri dari 2 versi, singkat dan lengkap! Tentu kita sadari setiap hari, sebagai manusia, kita selalu mengeluarkan sisa metabolisme dalam bentuk cairan. Proses tersebut salah satunya adalah buang air kecil (urine). Urine yang dibuang setiap hari merupakan hasil dari sistem urinaria. Pusat atau organ utama dari sistem urinaria adalah ginjal.

Fungsi utama dari sistem urinaria adalah memproduksi urine. Selain itu, sistem urinaria dapat mempertahankan keseimbangan air di dalam tubuh, mempertahankan volume dan komposisi cairan dalam tubuh, serta mengatur pH cairan tubuh. Hal-hal tersebut terjadi karena ginjal dapat mengeluarkan secara selektif sisa-sisa metabolisme dan air dalam jumlah tertentu. Dengan begitu, komposisi cairan tubuh berada dalam keadaan optimal. Sistem urinaria terdiri atas dua ginjal, dua ureter, satu vesica urinaria (kantong kemih), dan satu uretra.

Dengan kata lain, ginjal adalah organ tubuh yang berperan dalam sistem ekskresi, khususnya berupa urine atau air kemih. Ginjal (ren) manusia berjumlah sepasang, terletak di rongga perut sebelah kanan depan dan kiri depan ruas-ruas tulang belakang bagian pinggang. Ginjal kanan lebih rendah dari pada ginjal kiri karena atas ginjal kanan terdapat hati. Ginjal berbentuk seperti biji ercis dengan panjang sekitar 10 cm dan berat sekitar 200 gram. Di dalam ginjal terdapat sekitar satu juta unit nefron, yaitu unit fungsional ginjal yang terdiri atas glomerulus, kapsula Bowman, tubulus proksimal, lengkung Henle dan tubulus distal. Di unit inilah urine terbentuk.

Jelaskan Proses Pembentukan Urine Secara Singkat?

Secara singkat, ada 3(tiga) proses penting yang berhubungan dengan proses pembentukan urine, yaitu:

1. Filtrasi (Penyaringan)

Kapsula bowman dari badan malpighi menyaring darah glomerulus yang mengandung air, gula, garam, urea, dan zat bermolekul besar (protein dan sel darah) sehingga dihasilkan filtrat atau hasil saringan pertama (urine primer). Di dalam filtrat ini terlarut zat yang tidak berguna bagi tubuh maupun zat yang masih berguna bagi tubuh, seperti asam amino, glukosa, dan garam-garam.

2. Reabsorbsi (Penyerapan Kembali)

Dalam tubulus kontortus proksimal (awal), zat dalam urine primer yang masih berguna akan direabsorbsi kembali masuk ke pembuluh darah. Hasil saringan tersebut dinamakan filtrat tubulus (urine sekunder) dengan kadar urea yang tinggi.

3. Ekskresi (Pengeluaran)

Dalam tubulus kontortus distal, pembuluh darah menambahkan zat lain yang tidak digunakan dan terjadi reabsorbsi aktif ion Na+ dan Cl- serta sekresi H+ dan K+. Di tempat ini sudah terbentuk urine yang sesungguhnya, yang tidak lagi mengandung protein dan glukosa. Dari kedua ginjal, urine dialirkan oleh pembuluh ureter ke kandung kemih (vesika urinaria). Melalui uretra, urin dikeluarkan dari tubuh.

Bagaimana Proses Pembentukan Urine Secara Lengkap/Rinci?


1) Mubulus Proksimal

Filtrat dar kapsula Bowman masuk ke tubulus proksimal. Di sini filtrat mengalami proses reabsorpsi. Nutrisi penting seperti glukosa dan asam amino dikeluarkan secara aktif dari tubula. Sejumlah Na+ dipompa keluar dari tubula dan direabsorpsi oleh kapiler darah, begitu juga Cl- dan air.Tubulus proksimal mengekresikan ion K+ ke dalam filtrat, untuk mengontrol konsentrasi ion penting dulam darah.

2) Descending Limb (Lengkung Henle Turun)

Dinding lengkung Henle turun permeabel lerhadap air, tetapi tidak terhadap garam dan urea. Di sini filtrat menjadi semakin pekat, karena kandungan air di dalamnya keluar secara osmosis ke medula ginjal. Proses ini menghasilkan filtrat yang hipertonik.

3) Ascending Limb (Lengkung Henle Naik)

Filtrat mengitari sudut cekung dan naik ke bagian lengkung Henle yang memiliki bagian yang tipis dan bagian yang tebal. Epitelium lengkung Henle naik tidak dapat dilalui oleh air (tidak permeabel terhadap air), tapi permeabel terhadap ion Na+ dan Cl-. Di sini ion-ion berdifusi keluar ke medula sebelah dalam ginjal melalui bagian tipis ascending. Akibatnya, osmolaritas cairan di dalamnya menjadi tinggi. Bagian tebal ascending juga mengeluarkan garam, tetapi melalui transportasi aktif ke medula sebelah luar ginjal. Osmolaritas di medula menjadi tinggi. Cairan nefron menjadi lebih hipotonik daripada cairan di medula.

4) Tubulus Distal

Tubulus distal mengadakan sekresi dan reabsorbsi tertentu (selektif), yang mempunyai peran penting dalam homeostatis cairan tubuh.

5) Tubulus Kolektivus (Saluran Pengumpul)

Pada saat memasuki bagian ini, urine yang normal bcrsifat encer atau cair (banyak mengandung air). Saluran ini permeabel terhadap air, tetapi tidak terhadap garam. Akibatnya, konsentrasi urea dan larutan lain dalam urine menjadi semakin unggi karena urine kehilangan air melalui osmosis. Di medula sebelah dalam, dinding saluran pengumpul menjadi permeabel terhadap urea sehingga sejumlah buangan nitrogen berdifusi keluar dari saluran. Urea yang keluar akhirnya masuk kembali ke nefron melalui difusi ke lengkung Henle naik dan ikut kembali dalam proses pembentukan urine. Dari saluran pengumpul, urine yang terbentuk diteruskan ke piramid ginjal.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Urine

Produksi urine dipengaruhi oleh hormon antidiuretik atau Anti Diuretic Hormone (ADH) yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis posterior. Hormon ini akan mempengaruhi penyerapan air pada ginjal. Jika kadar hormon ADH rendah, penyerapan air akan berkurang sehingga volume urine yang dihasilkan banyak dan encer. Sebaliknya, jika kadar hormon ADH tinggi maka penyerapan air akan meningkat sehingga volume urine yang dihasilkan sedikit dan pekat.

Faktor Yang Mempengaruhi pH Urine

PH urine bersifat asam dengan pH normal 4,5 - 8. Faktor utama yang turun berperan mempengaruhi pH urine adalah makanan. Makanan yang mengandung banyak protein akan menurunkan pH urine, sedangkan makanan yang mengandung banyak sayuran akan menaikkan pH urine.

Faktor yang Mempengaruhi Volume Urine

Volume urine yang normal setiap hari adalah 900 - 2100 ml. Ternyata, sejumlah faktor turut andil mempengaruhi volume urine tersebut, meliputi kekentalan dari cairan tubuh dan suhu udara.

Ciri-ciri Urine Normal

  1. Jumlah rata-rata 1,2 liter sehari (sesuai dengan cairan dan potein yang masuk). 
  2. Warnanya bening orange pucat tanpa endapan, 
  3. Reaksinya sedkit asam terhadap lakmus (pH rata- rata 6), 
  4. Beratjenis berkisar dar 1.010 - 1.025

Sifat Fisis Urine

  1. Jumlah ekskresi dalam 24 jam + 1500 cc tergantung dar pemasukan (intake) cairan dan faktor lainnya, 
  2. Warna bening dan bila diedarkan akan menjadi keruh, 
  3. Warna kuning tergantung dan kepekatan diet obat-obatan, 
  4. Bau khas air kemih bila dibiarkan lama akan berbau amoniak, 
  5. Berat jenis 1.015 - 1.020, 
  6. Reaksi asam, bila lama-lama menjadi alkalis. Juga tergantung dan pada diet (sayur menyebabkan reaksi alkalis dan protein memberi reaksi asam) 

Fungsi urine

  1. Membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam tubuh
  2. Penunjuk dehidrasi. Orang yang mengalami dehidrasi akan mengeluarkan berwarna kuning pekat/coklat. Jika tidak menderita dehidrasi akan mengeluarkan urine bening seperti air
  3. Membasuh luka luar sebagai pencegah infeksi dan diminum untuk meredakan sakit lambung dan usus (Dukun Aztec) 
  4. Pemutih pakaian (Waktu zaman Romawi kuno). 
  5. Diminum bila telah mengkonsumsi fly agaric (jamur beracun halusinasi/kematian) (Siberia: orang kroyak). 

Hal-Hal yang Mempengaruhi Produksi Urine

Banyak sedikitnya urine seseorang yang dikeluarkan setiap hari dipengaruhi oleh:

Zat-zat Diuretik

Misalnya mengonsumsi kopi, alkohol, teh, maka zat kimia tersebut akan menghambat reabsorbsi ion Na+ sebagai akibatnya konsentrasi ADH berkurang sehingga reabsorpsi air terhambat dan volume urine meningkat

Suhu

Suhu intern dan eksternal tinggi, kecepatan respirasi meningkat dan pembuluh melebar sehingga cairan tubuh berdifusi dari kapiler permukaan kulit. Ketika volume air menurun hormon ADH disekresikan sehingga reabsorpsi air meningkat. Perubahan suhu juga meransang pembulu abdominal mengerut sehingga aliran darah di glomelurus dan filtrasi menurun, kedua hal itu mengurangi volume urin.

Konsentrasi Darah

Konsentrasi air dan larutan dalam darah berpengaruh pada produksi urine. Tidak minum air dan larutan selama sehari menjadikan konsentrasi air di dalam darah menjadi rendah yang meransang hipofisis untuk mengeluarkan ADH yang meningkatkan reabsorpsi air di ginjal sehingga volume urine menurun.

Emosi

Emosi dapat meransang peningkatan dan penurunan urine.

Fungsi Lain dari Ginjal 

Selain memiliki fungsi untuk menyaring darah hingga terproduksinya urine, ginjal juga memiliki fungsi untuk memproduksi bahan-bahan aktif seperti eritroproietin yang berperan untuk meransang pembentukan darah. 

Nah seperti itulah penjelasan tentang Proses Terbentuknya Urine Secara Singkat dan Lengkap. Semoga bermanfaat ya Sob!

No comments:

Post a Comment

Terimakasih atas kepatuhannya melakukan komentar yang sopan, tidak menyinggung S4R4 dan p0rnografi, serta tidak mengandung link aktif, sp4m, iklan n4rk0ba, senj4t4 ap1, promosi produk, dan hal-hal lainnya yang tidak terkait dengan postingan. Jika ada pelanggaran, maaf jika kami melakukan penghapusan sepihak. Terimakasih dan Salam blogger!