Makna Sikap Ikhlas dalam Beribadah dan Bermuamalah - INIRUMAHPINTAR.com

Makna Sikap Ikhlas dalam Beribadah dan Bermuamalah

INIRUMAHPINTAR.COM - Jelaskan makna sikap ikhlas dalam beribadah dan bermuamalah? Yah, sebelumnya perlu kita pahami bahwa ikhlas itu adalah perbuatan hati. Sehingga untuk mengetahui ikhlas tidaknya seseorang tidak ada yang bisa mengukur selain orang yang melakukan keikhlasan itu dan Allah SWT.

Arti Ikhlas

Ikhlas adalah perbuatan atau sikap hati dalam menyikapi sesuatu tanpa pamrih atau tanpa mengharapkan pujian dari orang lain.

Makna Ikhlas dalam Beribadah dan Bermuamalah

Dalam melaksanakan ibadah dan berinteraksi dengan sesama (bermuamalah), makna ikhlas dapat dipahami sebagai sikap hati yang benar-benar menyandarkan perbuatannya pada  Allah SWT semata.  Semakin ikhlas seseorang, maka semakin ia tidak peduli pada penilaian makhluk terhadap perbuatannya.

Misalnya dalam hal muamalah, seperti bersedekah, ketika seseorang melakukannya, maka tanda ia ikhlas adalah ketika ia melakukan perbuatan sedekah itu dengan benar-benar tanpa pamrih.

Namun karena hati manusia itu mudah untuk berubah-ubah, maka disarankan untuk bersedekah pada konteks tidak buka-bukaan, atau terlihat oleh banyak orang. Tujuannya adalah agar menghindari kata-kata pujian atau penilaian yang bisa menggores suasana hati setelah bersedekah.

Dengan kata lain, lakukanlah layaknya sebuah peribahasa, bersedekah dengan tangan kanan, tanpa diketahui oleh tangan kiri.

Sementara dalam hal ibadah, seperti melaksanakan sholat, ketika seseorang melakukannya tanpa ada niat lain selain mengharap ridho Allah SWT, maka disitulah hati disebut ikhlas.

Makna Ikhlas dalam hal aktivitas sehari-hari

Pernah kita dengar sebuah pertanyaan, apakah masih bisa disebut ikhlas ketika seseorang melakukan ibadah atau aktivitas muamalah lalu mempublish aktivitasnya ke dunia maya masih bisa disebut ikhlas?

Pertanyaan itu muncul karena orang-orang meragukan sekiranya ada pujian dari orang-orang yang melihat postingan tersebut di dunia maya, misalnya di sosial media.

Apapun itu, kita tidak boleh menilai sesuatu yang tidak mampu kita ketahui sesungguhnya, semua dikembalikan lagi pada niat. Tidak ada orang yang bisa mengukur keikhlasan seseorang. Mempublish atau tidak, semua dikembalikan pada niat orang yang melaksanakan ibadah atau muamalahnya.

Namun tetap dianjurkan, jika belum memiliki hati yang tangguh, cukup lakukan ibadah dan muamalah dengan sederhana, dengan niat terbaik, dan semata-mata mengharap ridho Allah SWT. Jika berbentuk ibadah yang terlihat oleh orang lain, sebaiknya dihindari saja jika masih memiliki hati yang rapuh atau mudah tergoda pujian sesama.


Kesimpulan:

Ikhlas itu adalah urusan hati, cukup lakukan ibadah dan muamalah dengan sekuat niat dan kekuatan hati yang dimiliki tanpa pamrih.

Agar ikhlas tidak tergores, lakukanlah dengan diam-diam, tanpa harus diketahui banyak orang, kecuali untuk ibadah yang memang diwajibkan berjamaah.

Semoga Allah SWT senantiasa menjaga hati kita untuk tetap ikhlas dalam kehidupan ini.

No comments:

Post a Comment

Terimakasih atas kepatuhannya melakukan komentar yang sopan, tidak menyinggung S4R4 dan p0rnografi, serta tidak mengandung link aktif, sp4m, iklan n4rk0ba, senj4t4 ap1, promosi produk, dan hal-hal lainnya yang tidak terkait dengan postingan. Jika ada pelanggaran, maaf jika kami melakukan penghapusan sepihak. Terimakasih dan Salam blogger!