Fokus Pemerintah di Tengah Pandemi Corona Seharusnya Begini - INIRUMAHPINTAR.com

Fokus Pemerintah di Tengah Pandemi Corona Seharusnya Begini

INIRUMAHPINTAR.com - Hingga tulisan ini dibuat, pandemi corona atau covid-19 belum juga ada tanda-tanda mengalami penurunan angka kasus. Hal ini berakibat fatal terhadap segala aspek kehidupan di bangsa ini, termasuk perekonomian, pendidikan, dan tentu saja kesehatan itu sendiri.

Sebagai masyarakat kecil, tentu kaca mata kami tidaklah seluas pemerintah yang dapat mengamati banyak hal dengan proses yang sistematis. Akan tetapi, bukan berarti telinga-telinga kecil dan mata-mata sayu yang kami miliki tidak mampu melihat kenyataan dan fenomena yang ada di sekitar kami.

Tak usah berpanjang lebar, kami melihat sudah banyak tetangga-tetangga kami, keluarga-keluarga kami yang mulai merasakan dampak fatal. Ada yang harus kehilangan pekerjaan karena terkena dampak PHK dari tempat kerjanya, ada juga yang mesti meninggalkan kota dan kembali ke desa sebagai pengangguran karena usaha semakin sepi.

Singkat cerita, ada banyak keluarga yang mengalami masalah keuangan, dan tentu saja berakibat pada menurunnya daya beli sehingga berdampak pada roda perekonomian. Belum lagi, anak-anak mereka yang masih sekolah, sejak awal terjadinya pandemi corona, juga menuntut adanya biaya tambahan untuk belajar online. Sementara untuk memenuhi itu semua, tabungan semakin menipis atau bahkan ada yang telah terpaksa mencari pinjaman utang. Miris bukan?

Dan tentu saja, masalah tidak berhenti di situ saja. Hanya saja bukan lagi saatnya untuk mengeluh. Namun, tidak ada salahnya untuk menguraikan fenomena ini menjadi rangkaian suara hati. Sekiranya pemerintah mendengarnya, semoga dimudahkan mencari solusi terbaik dengan memaksimalkan fokus dan semangat kerja.

Pemerintah seharusnya Bagaimana?

Langkah pemerintah dengan menyuarakan PSBB di hampir semua wilayah Indonesia adalah proses yang baik. Meskipun tidak bisa dipungkiri, fakta di lapangan kasus pengidap corona dilaporkan terus bertambah. Yah, setidaknya bisa menekan angka penularannya.

Namun, ada satu hal yang masih penuh tanda tanya. Apakah pemerintah telah mengumpulkan semua ahli virus di Indonesia untuk menyegerakan racikan vaksin atau obat anti corona?

Bukankah Indonesia kaya dengan orang-orang hebat? Mengapa pemerintah tidak memaksimalkan proses ini? Lagipula, sumber daya Indonesia juga banyak, bisa jadi ada bahan-bahan herbal yang belum pernah kita bayangkan dapat mengobati pengidap corona dan sekaligus meningkatkan daya tahan tubuh terhadap virus.

Cukup dengan langkah ini, maka kita tidak akan berlama-lama lagi dengan gaya hidup new normal yang benar-benar meresahkan, dimana kita dipaksa sebagai kelinci percobaan, siapa kuat dia yang bertahan. 

Apa Untungnya buat Indonesia?

Semakin cepat Indonesia membuat vaksin sendiri atau setidaknya ramuan yang meningkatkan antibodi terhadap virus corona, maka semakin cepat Indonesia akan kembali normal tanpa harus dihantui protokol kesehatan new normal yang belum benar-benar aman.

Selain itu, Indonesia juga akan memperoleh keuntungan lain. Indonesia akan tiba-tiba menjadi produsen vaksin anticorona yang tentu saja dapat menjadi cikal bakal membaiknya perekonomian bangsa.

Jangan sampai, otak-otak kerdil di luar sana kembali menggerogoti, otak-otak tak berotak yang hanya memikirkan cara singkat tapi menjerumuskan dengan mencari cara menambah utang, membeli vaksin dan perangkat/peralatan kesehatan dari negara lain.

Stop!!! Sudah saatnya Indonesia mandiri dan memaksimalkan orang-orang hebatnya, terutama ahli virus dan ahli kesehatan. Saya yakin, jika pemerintah mau fokus dengan cara ini, ada jalan.

Cara ini lebih terhormat, ketimbang bersembunyi di balik buzzer yang justru meresahkan. Atau bersembunyi di balik pemberitaan kasus tak penting yang diviralkan.


Pertanyaannya adalah...

Sudah sampai manakah kinerja dan integritas pemerintah kita sekarang? Apakah sudah mengumpulkan orang-orang hebat ahli/pakar virus kita dan mendanai mereka meracik ramuan anti corona?

Yah, kami hanya rakyat kecil berharap banyak semoga itu telah terlaksana, karena itu adalah langkah solutif penyembuh duka, bukan langkah penambah luka.

Semoga secepatnya kami mendengar kabar gembira, Indonesia bisa buat vaksin anticorona, bukan kebijakan utang baru untuk beli vaksin dari negara lain. [ahyadi]

No comments:

Post a Comment

Terimakasih atas kepatuhannya melakukan komentar yang sopan, tidak menyinggung S4R4 dan p0rnografi, serta tidak mengandung link aktif, sp4m, iklan n4rk0ba, senj4t4 ap1, promosi produk, dan hal-hal lainnya yang tidak terkait dengan postingan. Jika ada pelanggaran, maaf jika kami melakukan penghapusan sepihak. Terimakasih dan Salam blogger!