Puisi Romantis Perpisahan Terindah - Bunga Tepian - INIRUMAHPINTAR.com

Puisi Romantis Perpisahan Terindah - Bunga Tepian

INIRUMAHPINTAR - Sudah lama saya tidak menulis puisi. Kali ini, saya kembali menyuarakan suara hati melalui bait-bait estetika dalam sebuah Puisi Romantis Perpisahan Terindah berjudul Bunga Tepian. Tentu saja, puisi ini kembali menghidupkan rubrik sastra INIRUMAHPINTAR. Semoga makna terkandung di dalam puisi Bunga Tepian ini bisa menjadi inspirasi para pencinta agar menjaga cinta dan memantaskan cinta sebagaimana mestinya.

Lansung saja, inilah bait-bait puisi tersebut:

Bunga Tepian

Karya : AY Ryuki

Aku menemukanmu kekeringan
Di awal bulan Desember menjelang musim hujan
Kulihat akarmu tertatih mencari rintik kehidupan
Kusentuh hatimu terkoyak diterpa badai kehampaan
(INIRUMAHPINTAR.COM)
Disaksikan semerbak purnama
Kuangkat dirimu ke tepian telaga
Kupastikan reda air mata
Sebelum kulanjut kehendak pencipta
(INIRUMAHPINTAR.COM)
Sesekali aku menjenguk senyummu
Di balik ketidaksempurnaan hijrahku
Memayungi pucukmu dari terik sembilu
Sembari menguatkan lemahmu tumbuh melaju
(INIRUMAHPINTAR.COM)

Hingga suatu ketika
Engkau tumbuh semakin sempurna
Rindang kemilau kian berjaya
Meski sanggupku hanya doa menjaga
(INIRUMAHPINTAR.COM)
Bahkan kini engkau telah naik tahta
Bersinar peneduh bak mutiara
Mewarnai tangan-tangan semesta
Menjadi bunga tepian bermahkota
(INIRUMAHPINTAR.COM)
Hanya saja, agaknya aku terlupa
Diamku berbalas tanpa suara
Menitipkan garis tangan pertanda
Kuhanya sebatas tuan pengantar bunga
(INIRUMAHPINTAR.COM)
Memandang bunga tepian pergi
Ke samudera luas kehendak Ilahi
Bersama bahtera mengarungi
Tersapu ombak tanpa sesali
(INIRUMAHPINTAR.COM)
Kini semua usai terjadi
Sudah semestinya kita syukuri
Tak perlu dendam di hati
Karena kehendak Tuhan paling berarti

Watansoppeng, 11 Januari 2019

INIRUMAHPINTAR - Tentang puisi ini, saya berharap semua baik-baik saja. Andai perpisahan itu benar-benar terjadi, semoga Tuhan menghapus noda kenangan. Walau, kuharap perpisahan itu tak pernah ada karena saya tak sanggup melewatinya. Lemahku tak berujung. Rongga napasku telah tertutup oleh napasnya. Jikapun terpaksa biarkan perpisahan itu bersama, sejalan hingga mau memisahkan. 

No comments:

Post a Comment

Terimakasih atas kepatuhannya melakukan komentar yang sopan, tidak menyinggung S4R4 dan p0rnografi, serta tidak mengandung link aktif, sp4m, iklan n4rk0ba, senj4t4 ap1, promosi produk, dan hal-hal lainnya yang tidak terkait dengan postingan. Jika ada pelanggaran, maaf jika kami melakukan penghapusan sepihak. Terimakasih dan Salam blogger!