Hati-Hati Jebakan - Hindari Nambah Utang di Masa Pandemi Meski Bunga Rendah - INIRUMAHPINTAR.com

Hati-Hati Jebakan - Hindari Nambah Utang di Masa Pandemi Meski Bunga Rendah

INIRUMAHPINTAR.COM - Masa pandemi covid-19 hampir menjerat semua kalangan, terutama kalangan menengah ke bawah yang menggantungkan ekonomi keluarga hanya dengan mengandalkan bekerja dan ke luar rumah. Tidak seperti pejabat negara, pegawai pemerintah, PNS, atau karyawan tetap di sebuah perusahaan yang masih bertahan dengan gaji atau upah tetap. 

Dengan kata lain, masyarakat menengah ke bawah benar-benar dalam posisi serba salah. Mau keluar rumah dibatasi, bikin usaha terus diawasi agar tidak ramai, sementara keuntungan dagang itu kalau pelanggannya ramai. 

Setiap usaha seperti dalam kondisi simalakama, dibuka pelanggan sepi jadinya rugi, gak dibuka gak ada harapan dapat penghasilan, meski kebanyakan tetap rugi.

Intinya selama masa pandemi covid-19, pemerintah bingung dan juga dilanda kebuntuan kebijakan.

Masyarakat dibatasi pergerakannya, tapi tidak dibantu keuangan keluarganya, sementara persoalan makan nomor satu. 

Makanya, tidak sedikit masyarakat yang lebih rela melawan arus, tetap keluar mencari penghasilan meski dihantui keganasan virus corona (katanya), daripada tidak bisa makan dan berakibat kelaparan hingga mati. 

Memang semua serba salah. Pemerintah juga bingung, utangnya makin membengkak dan untuk bayar bunganya saja hanya mengandalkan penghasilan dari pajak dan tagihan dari rakyat yang sebagiannya juga berupa pajak hantu.


Sementara hampir semua sektor penggerak ekonomi macet total. 

Proyek yang dibangun dari utang pun nyatanya tak bisa cukup membantu.

Yang untung hanya kontraktor, rakyat tetap saja buntung.

Sisi Lain dari Pandemi

Karena terjepit kebutuhan ekonomi, rakyat makin banyak yang terpaksa harus ngutang. Di satu sisi, rentenir berkedok pemberi utang dengan bunga rendah juga menjamur di iklan-iklan. 

Aduh...padahal kebanyakan pemberi utang ini jebakan batman. Entar juga kewalahan dan malah nambah masalah baru. Bayarnya pakai apa? 

Jadi, rakyat mesti lebih cerdik. Sebisa mungkin bertahanlah di masa pandemi ini tanpa utang. Mending jual-jualin barang rumah tangga yang sekunder. Daripada nanti terlilit utang, dan masalah tagih-menagih bikin hidup tidak tenang.

Di satu sisi, mending maksimalin bagaimana pun caranya untuk mendapatkan uang.

Buat apa yang masih bisa, yang penting halal.

Karena opsi utang adalah opsi paling mengerikan. Kalau sudah terjebak, susah lepas dan malah nambah beban pikiran.

Bagaimanapun menariknya godaan si pemberi utang, dengan iklannya yang manis-manis dan sangat cerdik. Stop!!! Jauhin.

Memang dalam waktu singkat bisa dapatin uang cash atau berupa uang digital. Tapi, itu tetap saja bukan milik pribadi. Namanya utang tetap saja utang. Harus dibayar apapun alasannya.

Kesimpulan

Di masa pandemi ini, tetaplah bertahan dengan seluruh potensi yang dimiliki. Jangan pernah memasukkan diri dan keluarga pada jebakan yang berwajah manis. 

Utang tidak ada bagus-bagusnya dalam menjaga keutuhan rumah tangga. Lihat saja negara ini, pemerintahnya kurang cerdik mengelola dan hanya mengandalkan utang untuk membangun, padahal di sisi lain, sumber daya alamnya kaya. Kok malah digadai ke negara lain untuk sekadar dapat untung sekejap yang sebenarnya kerugian tak terlihat.

Yah, hanya oknum tertentu yang kaya raya, rakyat tetap saja menderita dan belum merasakan eksistensi pasal 33 dan nilai-nilai keadilan yang tercantum dalam Pancasila, dasar negara kita. 

So, guys! intinya, jangan berhutang ya! Jangan ketipu! Jangan kepancing! Kalau iklan itu muncul, langsung skip aja, atau pindah ajah ke aplikasi atau video lain yang lebih menarik. 

Dan satu lagi, untuk memiliki benda-benda sekunder, seperti kendaraan atau barang mewah, jangan sampai berhutang dan berurusan dengan leasing.

Kalau bisa, tahan tahan aja dulu, nabung ajah, kecuali kendaraan yang mau dibeli menjadi satu-satunya harapan untuk sumber penghasilan. Sebisa mungkin hutang dulu ke keluarga atau saudara. Karena kalau lewat jalur lain, selain berpotensi mengandung riba, juga memiliki beban berbeda. 

Akhir kata, hati-hati jebakan untuk berhutang, terutama di masa pandemi. Mudah-mudahan ada jalan buat para hamba Allah. Tetap jaga kesehatan lahir dan batin. Selalu kuat demi menjalani peran sebagai khalifah di dunia ini. Allah insya Allah selalu bersama kita yang benar-benar ingat pada-Nya dimanapun dan kapanpun. 

No comments:

Post a Comment

Terimakasih atas kepatuhannya melakukan komentar yang sopan, tidak menyinggung S4R4 dan p0rnografi, serta tidak mengandung link aktif, sp4m, iklan n4rk0ba, senj4t4 ap1, promosi produk, dan hal-hal lainnya yang tidak terkait dengan postingan. Jika ada pelanggaran, maaf jika kami melakukan penghapusan sepihak. Terimakasih dan Salam blogger!