Pengertian Penginderaan Jauh dan Sistem Penginderaan Jauh - INIRUMAHPINTAR.com

Pengertian Penginderaan Jauh dan Sistem Penginderaan Jauh

INIRUMAHPINTAR - Pembahasan kali ini adalah tentang pengertian penginderaan jauh dan sistem penginderaan jauh. Materi ini adalah bagian dari pelajaran Geografi di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) atau di tingkat Madrasah Aliyah (MA) program Ilmu Pengetahuan Sosial. Mudah-mudahan pembahasan materi berikut ini dapat memberikan pemahaman yang sistematis dan detail terkait pengertian penginderaan jauh dan sistem penginderaan jauh

Pengertian Penginderaan Jauh

Penginderaan jauh dalam sebutan bahasa Indonesia adalah terjemahan dari istilah remote-sensing dalam sebutan bahasa Inggris, sedangkan dalam bahasa Prancis penginderaan jauh lebih sering disebut dengan istilah teledetection, selanjutnya dalam bahasa Jerman disebut sebagai farnerkundung, dan dalam bahasa Spanyol disebut perception remota.

Walaupun masih tergolong pengetahuan yang relatif masih baru, penggunaan penginderaan jauh ternyata meningkat naik. Penggunaan penginderaan jauh yakni untuk memperoleh informasi yang tepat untuk berbagai kebutuhan dan kepentingan, misalnya sebagai alat pendeteksi sumber daya alam, detektor daerah berpotensi banjir,  detektor kebakaran hutan, dan detektor sebaran ikan dan biota di laut.

Pengertian penginderaan jauh - Penginderaan jauh atau disingkat Inderaja dapat didefinisikan sebagai ilmu, seni, dan teknologi untuk mendapatkan informasi tentang suatu objek, wilayah, daerah, atau gejala di permukaan bumi dengan memanfaatkan suatu alat tanpa kontak langsung dengan objek, wilayah, daerah, atau gejala yang dijadikan objek pengkajian.

Pendapat Ahli tentang Pengertian Penginderaan Jauh 

Everett & Simonett memiliki teori pengertian bahwa penginderaan jauh adalah suatu ilmu yang di dalamnya terdapat suatu sistematika tertentu untuk dapat mengindera atau menganalisis suatu informasi tentang permukaan bumi.
Teori lain mengenai penginderaan jauh didefinisikan oleh Lillesand & Kiefer. Menurutnya, penginderaan jauh merupakan ilmu dan seni untuk memperoleh informasi mengenai suatu objek, wilayah, daerah, atau fenomena melalui analisis data yang didapatkan melalui suatu alat tanpa perlul adanya kontak langsung dengan objek, daerah, atau fenomena yang dikaji.

Pengertian tentang alat yang tidak berhubungan langsung, yaitu alat yang pada waktu perekaman tidak ada kontak langsung tetapi mempunyai jarak dengan objek, wilayah, daerah, atau gejala yang direkam atau diamati dengan menggunakan wahana atau media terkait, misalnya pesawat udara, helikopter, drone, satelit, dan balon udara.

Data hasil perekaman oleh alat perekam masih disebut sebagai data mentah. Untuk menjadi suatu informasi yang bermanfaat bagi berbagai kepentingan manusia tentunya masih perlu dianalisis secara lebih lanjut.

Sistem Penginderaan Jauh


Untuk memudahkan pemahaman tentang sistem penginderaan jauh maka sangat perlu untuk terlebih dahulu mengenal dan mengetahui secara baik komponen-komponen yang ada dalam sistem penginderaan jauh.

Secara garis besar komponen dan interaksi antarkomponen dalam sistem penginderaan jauh dapat diuraikan secara singkat sebagai berikut:

1. Sumber Tenaga
Gambaran objek permukaan bumi adalah hasil interaksi antara tenaga & objek yang direcording atau direkam. Sumber tenaga yang pokok dalam penginderaan jauh yakni radiasi sinar Matahari, tetapi jika proses recordin atau perekaman tersebut dilaksanakan pada waktu malam hari maka dibentuklah tenaga buatan yang disebut sebagai tenaga pulsar.

Proses penginderaan jauh yang mengandalkan sumber power atau tenaga radiasi Matahari di waktu siang hari dikenal dengan sebutan sistem pasif, sedangkan proses penginderaan jauh dengan menggunakan sumber tenaga buatan yang dilaksanakan pada malam hari disebut sistem aktif. Hal ini disebabkan perekaman objek di waktu malam hari dibutuhkan bantuan sumber tenaga yang dinyalakan atau diaktifkan oleh manusia.

Proses recording atau perekaman objek melalui pancaran tenaga buatan yang disebut tenaga pulsar harus mempunyai kecepatan tinggi karena pada saat pesawat melakukan gerakan, tenaga pulsar yang dicerminkan atau dipantulkan oleh objek direcording atau direkam oleh alat sensor. Pantulan pulsar yang tegak lurus memperoleh hasil tenaga yang besar sehingga rona yang terkontruksi akan memiliki  warna yang gelap. Adapun apabila power atau tenaga pantulan pulsar kecil, rona yang terkontruksi atau terbentuk akan berwarna cerah.

Radiasi matahari yang terpancar ke segala arah terurai menjadi bagian-bagina berupa panjang gelombang, mulai dari panjang gelombang dengan unit paling kecil atau dikenal dengan sebutan pikometer hingga dengan unit paing besar atau dikenal dengan sebutan kilometer.

Tenaga ini mengenai objek di permukaan bumi lalu berlanjut dengan tahapan dipantulkan ke sensor. Jumlah tenaga matahari yang sampai ke bumi (radiasi) dipengaruhi atau ditentukan oleh lokasi, waktu, & kondisi cuaca. Jumlah tenaga yang diperoleh pada siang hari lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah tenaga yang dihasilkan pada pagi ataupun pada sore hari.


2. Atmosfer
Atmosfer memiliki karakteristik selektif terhadap panjang gelombang. Itulah sebabnya hanya sebagian tenaga elektromagnetik dari radiasi sinar matahari yang bisa mencapai permukaan bumi & dimanfaatkan untuk penginderaan jauh. Bagian spektrum elektromagnetik yang mempunyai kemampuan melalui atmosfer dan bisa mencapai permukaan bumi dikenal dengan sebutan jendela atmosfer (atmospheric window).

Kisaran panjang gelombang yang paling banyak digunakan dalam penginderaan jauh adalah sebagai berikut.

a. Spektrum Gelombang Cahaya Tampak (Visible), yaitu spektrum gelombang cahaya yang memiliki panjang gelombang antara 0,4μm-0,7μm. Cahaya tampak yang paling panjang adalah merah, sedangkan yang paling pendek adalah violet.

b. Spektrum Gelombang Cahaya Inframerah (Infrared), yaitu spektrum gelombang cahaya yang memiliki panjang gelombang antara 0,7μm-1,0μm.

c. Spektrum Gelombang Mikro, yaitu spektrum gelombang yang memiliki panjang gelombang antara 1,0μm-1,0m.

Tenaga berupa gelombang elektromagnetik dari radiasi Matahari tidak bisa mencapai permukaan bumi secara utuh. Gelombang elektromagnetik mengalami hambatan oleh atmosfer. Hambatan ini terutama diakibatkan pantulan, penyerapan, dan hamburan oleh butir-butir yang terdapat di atmosfer, seperti uap air, debu, gas karbondioksida, & ozon.

Pengaruh atmosfer terhadap tenaga elektromagnetik lebih detailnya dapat dilihat di gambar berikut ini.



3. Interaksi antara Tenaga dan Objek di Permukaan Bumi

Interaksi antara tenaga atau radiasi dengan objek yang terdapat di permukaan bumi dapat diklasifikasikan menjadi 3 bentuk, yakni sebagai berikut:

a. Asbsorption (A), yakni proses diserapnya tenaga oleh objek.
b. Transmission (T), yakni proses diteruskannya tenaga oleh objek.
c. Reflection (R), yakni proses dipantulkannya tenaga oleh objek.

Interaksi antara tenaga atau energi dengan objek-objek di permukaan bumi akan menghasilkan pantulan dan pancaran hasil yang bersifat sangat selektif. Jika ciri-ciri objek di permukaan bumi bertekstur halus, permukaan objek akan bersifat layaknya cermin sehingga hampir semua energi dipantulkan dengan arah yang serupa atau disebut sebagai specular reflection. Adapun jika permukaan objek mempunyai tekstur kasar, maka hampir semua tenaga yang dicerminkan atau dipantulkan menuju ke berbagai arah atau sebutan lainnya diffuse reflection.

4. Sensor atau Alat Pengindera

Pengumpulan data dalam penginderaan jauh diselenggarakan dari jarak jauh dengan menggunakan sensor. Oleh karena itu, diperlukan tenaga atau media penghubung yang mengantarkan data tentang suatu wilayah atau objek di permukaan bumi ke sensor. Data tersebut dikumpulkan dan direkam oleh sensor dengan tiga cara, yaitu sebagai berikut.

  • Distribusi Daya (force) direkam dengan Gravitometer, adalah alat yang dimanfaatkan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan gaya tarik bumi.
  • Distribusi Gelombang Bunyi direkam dengan sonar yang dimanfaatkan untuk mengumpulkan data gelombang suara dalam air.
  • Distribusi Gelombang Elektromagnetik direkam dengan kamera dimanfaatkan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan pantulan sinar.
Sensor adalah alat yang digunakan atau dimanfaatkan untuk mendeteksi, melacak, dan merekam suatu objek dalam wilayah jangkauan tertentu. Tiap sensor memiliki kepekaan tersendiri terhadap bagian spektrum elektromagnetik. Kemampuan sensor untuk melakukan proses rekaman pada objek atau gambar terkecil nama sebutannya resolusi spasial. Semakin kecil objek yang bisa direkam oleh sensor, semakin bagus kualitas sensor itu dan semakin bagus resolusi spasial dari citra yang dihasilkan.

Berdasarkan proses perekamannya sensor diklasifikan menjadi dua, yakni sensor fotografi dan sensor elektrik.

a. Sensor Fotografi
Bentuk perekaman ini berlangsung secara kimiawi. Tenaga elektromagnetik diterima dan direkam pada emulsi film yang jika diproses akan menciptakan hasil berbentuk foto. Apabila pemotretan dilakukan dari pesawat udara atau balon udara, fotonya disebut sebagai foto udara. Sedangkan jika pemotretan dilakukan dari antariksa, fotonya disebut sebagai foto satelit atau orbital.


b. Sensor Elektrik
Sensor ini memanfaatkan tenaga elektrik dalam bentuk sinyal elektrik. Alat penerima dan perekamannya berbentuk pita magnetik. Sinyal elektrik yang direkam pada pita magnetik lalu diolah menjadi data visual maupun menjadi data digital yang siap dikelola. Pemrosesannya menjadi citra dapat diselenggarakan dengan 2 cara, yani sebagai berikut.
  • Dengan memotret data yang direkam dengan pita magnetik yang dihasilkan secara visual pada layar monitor.
  • Dengan menggunakan film perekam khusus bentuknya berupa foto yang disebut citra penginderaan jauh.
Kendaraan yang disertai sensor atau alat pemantau dinamakan wahana. Berdasarkan ketinggian peredaran wahana, tempat pemantauan atau pemotretan dari angkasa ini dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok wahana, yakni sebagai berikut:
  • Pesawat terbang rendah hingga medium dengan ketinggian antara 1.000 meter sampai 9.000 meter di atas permukaan bumi. Citra yang ditampilkan dan dihasilkan adalah citra foto (foto udara).
  • Pesawat terbang tinggi dengan ketinggian sekitar 18.000 meter di atas permukaan bumi. Citra yang dihasilkan adalah foto udara dan Multi spectral Scanner Data.
  • Satelit dengan ketinggian antara 400 km hingga 900 km di atas permukaan bumi. Citra yang tampilkan atau dihasilkan yakni citra satelit.
Hubungan antara sistem penginderaan jauh, wahana, sensor, dan detektor dapat dilihat di bawah ini:


5. Perolehan Data
Perolehan data dapat diselenggarakan dengan cara manual, yakni dengan interpretasi secara visual. Selain itu, proses pemerolehan data dapat pula dilakukan dengan cara numerik atau cara digital, yaitu dengan menggunakan komputer. Foto udara pada umumnya diinterpretasi secara manual, sedangkan data hasil penginderaan jauh secara elektronik dapat diinterpretasi secara manual maupun secara digital ataupun numerik.

6. Pengguna Data
Pengguna data (perorangan, badan, kelompok atau pemerintah) adalah komponen yang sangat penting dalam sistem penginderaan jauh. Para penggunalah yang dapat menentukan diterima atau tidaknya hasil sistem penginderaan jauh tersebut. Data yang dihasilkan antara lain mencakup wilayah dan sumber daya alam suatu negara yang merupakan data yang sangat penting untuk kepentingan banyak orang. 

Demikianlah pembahasan materi tentang Pengertian Penginderaan Jauh dan Sistem Penginderaan Jauh. Terimakasih.

No comments:

Post a Comment

Terimakasih atas kepatuhannya melakukan komentar yang sopan, tidak menyinggung S4R4 dan p0rnografi, serta tidak mengandung link aktif, sp4m, iklan n4rk0ba, senj4t4 ap1, promosi produk, dan hal-hal lainnya yang tidak terkait dengan postingan. Jika ada pelanggaran, maaf jika kami melakukan penghapusan sepihak. Terimakasih dan Salam blogger!