Struktur Isi, Bentuk dan Cara Menyunting Berita - INIRUMAHPINTAR.com

Struktur Isi, Bentuk dan Cara Menyunting Berita

INIRUMAHPINTAR - Hampir setiap hari, kita menikmati sejumlah berita baik melalui media televisi maupun di media online. Selain ditampilkan dalam bentuk tulisan, kalimat berita juga sering ditampilkan dalam bentuk audio visual.

Jika menyimak acara berita di televisi, biasanya pembawa berita terdiri dari satu hingga dua orang. Mereka duduk di depan kamera lalu menyampaikan berbagai informasi terkini. Hebatnya, dalam setiap aksinya, mereka tampil nyaris sempurna, tanpa ada salah ucap, lupa, atau terbata-bata. 

Pembaca berita bukan hanya sekedar membaca teks. Ternyata mereka menggunakan dinamika, intonasi, dan penggalan-penggalan kata yang tepat dalam kalimat berita yang mereka sajikan sehingga terdengar enak di telinga. 

Itu berarti setiap pembawa berita (news anchor) mesti memiliki skill mumpuni, bukan hanya sekedar kemampuan membaca dan menghafal teks. Karena itulah, sebelum terjun di dunia pemberitaan, mereka benar-benar diseleksi dengan ketat. Bahkan, diupgrade lagi dengan training untuk menambah performa mereka. 

Lalu, siapa yang membuat berita-berita? siapa yang menyusunnya? apakah berita itu dibuat sendiri oleh pembawa beritanya ataukah ada yang memiliki tugas khusus di bidang membuat berita?

Sebelum menjawab hal tersebut, mari kita sedikit mengulas tentang struktur isi kalimat berita yang sering kita nikmati di layar kaca atau baca di koran atau media online. Secara garis besar, kalimat-kalimat berita wajib mengandung unsur-unsur sebagai berikut:

1. Judul Berita

Judul berita adalah gambaran umum atas inti pemberitaan. Dengan membaca judul berita, pembaca/pendengar terbantu untuk mengetahui kandungan/isi berita. Judul berita yang baik yaitu judul yang mampu memberikan efek ketertarikan atau memancing rasa ingin tahu pembaca. Sehingga kemudian pembaca tergugah untuk terus membaca isi berita. 

2. Lokasi Kejadian Peristiwa/Berita

Setiap berita yang ditampilkan baik dalam bentuk tulisan maupun audio, tidak lengkap tanpa adanya informasi lokasi kejadian peristiwa. Dan tentu saja, bagi kalian yang sering membaca berita di koran atau media online mesti familiar dengan gaya penulisan ini. Misalnya, jika kejadian peristiwa ada di Makassar, dan nama koran yang memberitakan yaitu Tribun Timur, maka dapat dituliskan Makassar, Tribun Timur

3. Waktu Kejadian Peristiwa/Berita

Bukan hanya informasi tempat kejadian yang perlu dimasukkan sebagai isi berita, waktu kejadian peristiwa pun perlu dihadirkan sebagai bagian terpenting dalam kalimat berita. Bentuk sederhana yang biasa digunakan yaitu (tanggal/bulan/tahun) misalnya (17/4/2017)

4. Teras/Lead Berita

Nama lain dari teras berita yaitu intro. Setiap kalimat berita yang baik diawali dengan intro yang lengkap. Untuk memenuhi hal tersebut, setiap teras berita memuat unsur 5W (Who, What, Why, When, Where) dan 1H (How) sebagai rumusan kronologinya. 

Tujuannya agar teras berita mampu mewakili isi berita secara keseluruhan sehingga pembaca semakin tergugah untuk terus membaca lebih detail berita tersebut. Oleh karena itu, teras berita biasanya mengandung penggalan-penggalan terpenting dari isi kalimat berita.

5. Batang Tubuh Berita

Batang tubuh berita merupakan kelanjutan dari teras berita. Dalam penyajiannya, batang tubuh berita menguraikan lebih terperinci bagian-bagian terpenting yang telah disebutkan dalam teras berita. Jadi, karakteristik dari batang tubuh berita tidak lebih dari sekedar meneruskan gagasan penulisan yang digambarkan dalam intro berita. Dan agar tidak membingungkan pembaca, sebisa mungkin materi-materi berita yang tidak berhubungan tidak perlu dimasukkan ke dalam kalimat berita.


Selanjutnya, bagaimana bentuk berita yang baik? Apakah hanya mengandalkan struktur isi yang disebutkan di atas? Rupanya, ada prinsip-prinsip yang perlu diketahui agar corak berita yang ditampilkan berkualitas dan viral di mata publik. Berikut bentuk berita yang dimaksud:

1. Bentuk Piramida

Bentuk berita yang paling umum di dunia jurnalistik dan publikasi yaitu bentuk piramida. Cirinya yaitu berita jenis ini diawali dengan penyajian intro yang lengkap dan dilanjutkan dengan isi berita yang sangat simpel serta berisi bagian-bagian terpenting saja. Artinya, isi berita tidak membutuhkan informasi terperinci dan sangat lengkap.

Filosofinya adalah tidak semua penikmat berita memiliki waktu yang cukup untuk membaca isi berita secara keseluruhan. Jadi, dengan menyajikan berita dalam bentuk piramida, pembaca terbantu untuk mengetahui inti berita. 

Selain itu, berita bentuk piramida lebih memudahkan redaktur untuk menyunting dan menyiapkan berita. Biasanya, bentuk berita seperti ini digunakan dalam berita-berita harian yang serba cepat, sehingga mesti diselesaikan lalu di-publish sesegera mungkin.

Dalam arti lain, berita bentuk piramida adalah jenis berita singkat, padat, dan terkini. Model berita ini sering dijumpai dalam berita breaking news di televisi atau berita pojok di surat kabar dan majalah. 

2. Bentuk Piramida Terbalik

Berkebalikan dengan bentuk pertama di atas, bentuk piramida terbalik memiliki ciri identik dengan paragraf induktif, yaitu dari khusus ke umum. Artinya, dimulai dengan informasi tidak penting menuju informasi yang terpenting. 

Berita jenis ini tidak dikejar deadline yang mepet sehingga pembuat berita memiliki waktu yang lapang untuk menyiapkan berita yang komprehensif. Selain itu, isi berita bukan semata-mata bertumpu pada isi peristiwa semata, melainkan bagaimana hubungannya dengan kejadian terkait, atau teori/pendapat ahli dan penulis sendiri.

Dengan demikian, sang pembuat berita dengan bentuk piramida terbalik adalah orang-orang pilihan. Mereka berbekal pengalaman, keahlian mengamati peristiwa demi peristiwa, dan bagaimana mengolahnya menjadi satu paket berita yang selalu memiliki nilai baru sepanjang waktu. 

Ciri yang paling menonjol adalah berita jenis ini diakhiri dengan bagian-bagian penting berupa kesimpulan dan saran berdasarkan analisis pembuat berita sendiri. Oleh karena itu, seringkali berita bentuk piramida terbalik menyerupai tulisan ilmiah, karena dibumbui dengan fakta dan data yang akurat.

Jadi, secara umum, bentuk piramida terbalik dibagi menjadi 3 bagian utama, yaitu pembukaan berita, isi (batang tubuh berita), dan penutup (kesimpulan berita). Karena gaya penulisannya yang cukup rumit dan membutuhkan waktu tidak singkat, model tulisan ini kurang cocok diaplikasikan pada berita harian. Tepatnya, model berita seperti ini lebih cocok diimplementasikan pada koran/majalah berkala yang dicetak mingguan atau bulanan. 

Lalu siapa yang bertugas membuat, menyusun, dan menyunting berita? Apakah dilakukan oleh satu orang saja? atau dilakukan oleh divisi-divisi berbeda?

Ternyata, kegiatan menulis berita dilakukan oleh seorang pembuat berita dengan cara mengumpulkan data terlebih dahulu hingga cukup dijadikan materi berita. Sedangkan, tugas penyuntingan dilakukan oleh seorang ahli yang disebut editor atau redaktur. Inti pekerjaannya adalah merangkai kata demi kata menjadi berita yang baik sebagaimana data yang diperoleh dari pembuat berita.

Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa seorang penulis/pembuat berita hanya bertugas menuliskan atau membuat berita. Namun, dimuat atau tidak bergantung pada tangan-tangan dingin editor atau redaktur. Secara kompetensi, tentu saja redaktor jauh lebih makan garam dibanding seorang penulis/pembuat berita.

Bagaimana cara mereka mengemban tugas untuk menyunting berita? Apakah hanya mengandalkan pengalaman semata? atau ada kemampuan-kemampuan lain yang perlu dimiliki? Ternyata, hal-hal berikut inilah yang diperhatikan dan dimiliki oleh seorang redaktur dalam menjalankan tugasnya:

1. Memperhatikan tata bahasa dan ejaan penulisan naskah berita
2. Memahami sistem dan karakteristik penerbitan berita dan pengiriman naskah
3. Merujuk pada fakta yang terjadi, buku-buku kredibel, kamus, peta, dan kamus akronim
4. Menguasai bahasa Indonesia dengan lengkap baik yang formal maupun nonformal
5. Mengenal karakter masyarakat pembaca dengan tepat dan isu-isu yang berkembang
6. Kreatif, rajin membaca agar selalu update dengan perkembangan zaman 
7. Mampu memadukan ilmu mengolah data dan merangkai kata
8. Memiliki kejernihan batin sehingga jujur memberitakan sesuai fakta
9. Tidak pernah tergiur menulis ho4x demi keuntungan semata
10. Bertanggung jawab dan selalu tepat waktu menyelesaikan tugas penyuntingan

Nah, begitulah Struktur Isi, Bentuk dan Cara Menyunting Berita yang baik. Semoga bermanfaat!

No comments:

Post a Comment

Terimakasih atas kepatuhannya melakukan komentar yang sopan, tidak menyinggung S4R4 dan p0rnografi, serta tidak mengandung link aktif, sp4m, iklan n4rk0ba, senj4t4 ap1, promosi produk, dan hal-hal lainnya yang tidak terkait dengan postingan. Jika ada pelanggaran, maaf jika kami melakukan penghapusan sepihak. Terimakasih dan Salam blogger!