Teori-Teori Proses Terbentuknya Tata Surya - INIRUMAHPINTAR.com

Teori-Teori Proses Terbentuknya Tata Surya

INIRUMAHPINTAR - Jika Anda diminta untuk menyebutkan dan menjelaskan tentang Teori-Teori Proses Terbentuknya Tata Surya, apa dan bagaimanakah jawaban Anda? Apakah tata surya kita terbentuk begitu saja? Apakah sang Pencipta menciptakannya dalam sekejap atau secara bertahap? Ternyata sejumlah ilmuan dan ahli telah melakukan penelitian untuk membuktikan bagaimana pembentukan tata surya yang sebenarnya.

Lalu, apakah kita percaya begitu saja kepada para ahli tersebut? Tentu tidak bukan. Oleh karena itu, mari kita mencari tahu dan menguji kebenaran atas teori-teori tersebut dengan membacanya secara lengkap. Inilah teori-teori terbentuknya tata surya yang dimaksud:

1. Teori Pasang Surut

Teori pasang surut dikemukakan oleh James Jeans dan Jeffres pada tahun 1917. Menurut teori ini, terbentuknya tata surya dapat dijelaskan sebagai berikut:

Pada saat matahari masih muda, melintaslah bintang besar di dekat matahari sehingga terjadi efek pasang surut pada kutub matahari. Akibatnya, gaya tarik-menarik antarbintang tersebut menyebabkan sebagian kabut matahari tertarik keluar menyerupai bintang sabit. Selanjutnya, kabut itu pecah dan berputar. Bersamaan dengan itu, juga terjadi proses kondensasi (pendinginan) sehingga kabut yang telah pecah itu berubah menjadi planet dan satelit-satelitnya.

2.  Teori Kabut atau Teori Nebula

Menurut teori ini, tata surya berasal dari kabut atau nebula yang terdiri atas helium dan hidrogen. Itulah sebabnya, teori ini disebut teori nebula. Teori ini banyak mendapat tanggapan dari para ilmuwan. Hal ini disebabkan teori itu didukung oleh beberapa teori lain, di antaranya sebagai berikut:

a. Teori Immanuel Kant
Sesuai dengan namanya, teori ini dikemukakan oleh Immanuel Kant (1749 - 1827), seorang ilmuwan berkebangsaan Jerman. Menurut teori ini, di angkasa terdapat kelompok-kelompok gas yang berisi bermacam-macam gas. Kelompok gas yang bermassa besar akan menarik kumpulan gas di sekelilingnya sehingga kelompok gas itu membentuk kabut besar. Akhirnya kabut besar itu membentuk matahari.

Karena kelompok gas banyak, bola kabut yang terbentuk juga banyak, sehingga antarabola kabut yang terbentuk itu saling bertumbukan. Akibatnya, bola kabut menjadi panas dan berputar-putar. Karena pengaruh lingkungan, kabut itu menjadi dingin dan perputarannya menjadi semakin cepat. Akibat perputaran itu, pada bagian ekuator yang berputar paling cepat akan melontarkan sebagian kabutnya (bola-bola kabut). Lontaran kabut tersebut kemudian mendingin dan akhirnya terbentuklah planet-planet.

b. Teori Pierre Simon de Laplace
Teori ini pada dasarnya sama dengan teori kabut/nebula yang dikemukakan Kant. Namun Simon de Laplace beranggapan bahwa sejak semula kabut gas raksasa telah berputar dan dalam keadaan panas. Kabut raksasa yang panas ini selalu memancarkan panasnya ke alam semesta sehingga berangsur-angsur menjadi dingin dan menyusut.

Akibatnya, perputaran kabut itu semakin cepat, bagian kutubnya menjadi pepat, dan di daerah equatornya terjadi penumpukan gas. Akibat perputaran yang semakin cepat, sebagian kabutnya keluar, mendingin, dan akhirnya terbentuklah planet-planet.

c. Teori Planetisimal
Teori Planetisimal dikemukakan oleh dua orang ilmuwan dari Amerika yang bernama Chamberlin dan Moulton pada tahun 1905. Seperti halnya teori Kant dan Laplace, teori ini pun menganggap bahwa susunan tata surya terjadi dari kabut atau nebula. Namun bentuk kabutnya bukan merupakan bola, melainkan merupakan bentuk spiral atau merupakan kabut pilin. Kabut pilin ini terdiri atas butir-butir benda padat dan dingin yang dinamakan planetisimal.

Kabut pilin ini berputar mengelilingi pusatnya. Adapun bentuk lintasannya bukan merupakan satu bidang datar melainkan tidak teratur sehingga terjadi tumbukan antarplanetisimal. Karena tumbukan yang terjadi berulang-ulang dan adanya gaya tarik-menarik satu sama lain (Hukum Gravitas Newton), terjadilah penumpukan planetisimal-planetisimal kecil secara terus menerus.

Penumpukan-penumpukan terjadi di tengah. Permukaan di tengah akhirnya membentuk matahari, sedangkan inti-inti kecil di luar matahari menjadi planet-planet. Akibat dari tumbukan, planetisimal yang semula dingin menjadi panas dan berotasi, serta bersama-sama dengan planet-planet berevolusi terhadap matahari.


3. Teori Bintang Kembar

Teori ini beranggapan bahwa pada awalnya matahari merupakan dua bintang kembar. Kemudian salah satu bintang itu meledak. Pecahan bintang itu kemudian mendingin dan akhirnya membentuk planet dan satelit. Karena planet dan satelit yang terbentuk itu terpengaruh oleh gravitasi matahari, planet beserta satelitnya beredar mengelilingi matahari sehingga membentuk tata surya seperti sekarang ini.

4. Teori Proto Planet

Teori ini merupakan penyempurnaan atau perbaikan dari teori-teori yang sudah ada. Teori ini dikemukakan oleh Gerald P. Kuiper, seorang ilmuwan Amerika pada tahun 1950. Menurut teori ini, di jagat raya atau alam semesta banyak terdapat gas. Karena gas-gasa di alam semesta ini saling tarik-menarik, gas-gas itu berangsur-angsur berkumpul dan membentuk kumpulan gas dan kabut. Selanjutnya, kabut itu berputar mengelilingi sumbunya. Akibat dari perputaran itu, kabut menjadi semakin pepat atau pipih.

Sebagaimana pada teori planetisimal, pada teori Proto Planet juga terjadi penumpukan gas dan kabut, Penumpukan dengan konsentrasi kabut terbesar terjadi di tengah. Penumpukan di tengah inilah yang kemudian menjadi bintang yaitu matahari, sedangkan gumpalan-gumpalan kecil-kecil yang berputar mengelilingi matahari akan membentuk gumpalan gas yang disebut proto planet (calon planet dan satelit).

Setelah matahari selesai berkondensasi, di dalam matahari terjadi reaksi nuklir sehingga memancarkan cahaya. Cahaya tersebut dapat mengusir gas-gas yang menyelimuti inti proto planet sehingga terbentuklah planet yang dikelilingi satelit. Terbentuknya planet tersebut dimulai dari planet yang terdekat dengan matahari kemudian diikuti oleh planet berikutnya yang lebih jauh dari matahari.

Setelah membaca teori-teori yang telah disebutkan di atas, apa kesimpulan Anda? Atau Anda masih kebingungan? Kalau demikian, silahkan bandingkan dengan perkataan Allah dalam Alquran tentang penciptaan tata surya berikut ini:

Katakanlah: "Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya? (Yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam". (Quran: Fussilat 9)


Dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya.(Quran: Fussilat 10)


Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa". Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati". (Quran: Fussilat 11)

Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. (Quran: Fussilat 12)

Semoga penjelasan tentang Teori-Teori Proses Terbentuknya Tata Surya ditambah bukti penegasan dari kitab Al-quran semakin memperdalam ilmu kita tentang alam semesta agar kita menjadi manusia-manusia yang taat dan pandai bersyukur kepada Penciptanya.

No comments:

Post a Comment

Terimakasih atas kepatuhannya melakukan komentar yang sopan, tidak menyinggung S4R4 dan p0rnografi, serta tidak mengandung link aktif, sp4m, iklan n4rk0ba, senj4t4 ap1, promosi produk, dan hal-hal lainnya yang tidak terkait dengan postingan. Jika ada pelanggaran, maaf jika kami melakukan penghapusan sepihak. Terimakasih dan Salam blogger!