Ini Alasan Mengapa Konten Berita Viral Banyak Menjurus ke Topik Sensual? - INIRUMAHPINTAR.com

Ini Alasan Mengapa Konten Berita Viral Banyak Menjurus ke Topik Sensual?

INIRUMAHPINTAR - Tidak seperti dulu, saat ini untuk membaca berita dan artikel orang tidak perlu lagi berlangganan koran harian. Semua telah tersedia di genggaman tangan. Hanya dengan mengakses situs-situs berita menggunakan jaringan internet, banyak pilihan konten yang bisa dinikmati sepanjang waktu. 

Hal ini pun dibarengi dengan semakin tumbuhnya publisher konten baik sebagai Blogger maupun YouTuber. Mereka ada dimana-mana entah sebagai penyedia konten putih atau hitam. Sayangnya, pertumbuhan ini tidak diikuti dengan proses filter yang memadai layaknya editor koran harian atau program TV sebelum tersebar ke publik. Akibatnya, semua pengaruh baik negatif maupun positif bercampur menjadi satu, menjadi hidangan gratis bagi siapa saja yang ingin mencicipinya.

Hal ini pun seakan diikuti oleh fenomena kemunduran nilai-nilai karakter dan etika pendidikan. Banyak publisher yang tidak lagi memikirkan kualitas konten, melainkan justru mementingkan rangking dan jumlah visitor semata.

Hasilnya, yang tampak banyak di depan mata adalah konten-konten bermuatan sensual (baca: konten hitam). Parahnya lagi, proses pembuatan konten ini seakan benar-benar diniatkan untuk tujuan bisnis semata. Bahkan ide konten diambil darimana saja, termasuk berita impor dari kejadian di negara lain, asalkan mengandung nilai jual yang tinggi. 

Kepada siapakah berita sensual ini ditujukan? Adakah yang bisa menjamin bahwa konten tersebut membawa dampak positif bagi perkembangan pendewasaaan pembaca, terutama bagi kalangan remaja dan mahasiswa yang masih dalam tahap mencari jati diri. 

Adakah yang mampu menjamin bahwa konten tersebut tidak membawa dampak buruk bagi negara ini secara keseluruhan di masa depan?

Atau sudah sepakatkah kita membangun bangsa ini dengan menyediakan santapan sensual bagi anak-anak kita sepanjang waktu?

Tidakkah kita lupa bahwa mereka inilah yang akan menjadi penerus jejak perjuangan bangsa Indonesia di masa depan. 

Lalu, mengapa konten berita yang dinaikkan ke permukaan hingga menjadi viral kebanyakan menjurus ke topik-topik sensual?

Sudah tahukah kita bahwa membangun manusia-manusia muda adalah investasi terbaik untuk negeri ini? Dan salah satu caranya adalah menyediakan konten-konten putih yang mengandung nilai-nilai karakter bangsa, mencerminkan kearifan timur, dan bermuatan pesan-pesan moral yang mampu mengenyangkan perkembangan mental pembaca tanpa terkecuali.

Berdasarkan analisis mendalam, penulis menyimpulkan beberapa alasan utama mengapa konten berita viral banyak menjurus ke topik sensual , yaitu:
Ini Alasan Mengapa Konten Berita Viral Banyak Menjurus ke Topik Sensual?

1. Publisher hanya mengejar keuntungan semata

Banyak visitor, traffic, dan juga komentar adalah hal yang dinanti-nanti para publisher konten. Dengan naiknya jumlah visitor, peluang mendapatkan revenue juga semakin besar. Jadi, mereka benar-benar mengejar keuntungan semata tanpa memikirkan dampak dari konten tersebut ke khalayak ramai. 

Dan target mereka adalah para pembaca yang kepo dan punya rasa penasaran tinggi terhadap sesuatu yang baru. Kalangan inilah kemudian yang banyak kita kenal sebagai pelajar atau mahasiswa. 

2. Publisher miskin ide tetapi ingin cepat kaya

Kekurangan atau miskin ide adalah alasan kedua mengapa publisher memilih untuk menulis konten bermuatan sensual di platform mereka. Apalagi konten ini benar-benar seperti gula yang mampu memikat banyak semut dari semua kalangan dan jenis. 

Dan dengan sedikit polesan hiperbola, disertai kemasan judul yang menggugah selera, jadilah konten tersebut tujuan destinasi wisata birahi para pembaca. Lalu, banyaknya jejak-jejak yang terlihat maupun tidak, meskipun tetap terbaca di statistik traffic, mengundang publisher untuk membuat konten serupa di kesempatan berikutnya.

3. Terjadinya degradasi moral dan integritas.

Konten yang tersedia di internet, suka tidak suka, sesungguhnya adalah cerminan para penulisnya. Jika konten tersebut bermuatan putih maka besar kemungkinan penulisnya adalah kreator yang punya integritas dan expert di bidangnya. 

Sebaliknya, jika konten yang tercipta hanya bermuatan sensual, ecek ecek, dan seringkali menyentil hawa nafsu pembaca, maka besar kemungkinan penulisnya adalah kreator (yang bisa jadi cerdas dan profesional) tetapi sedang mengalami sindrom degradasi moral dan integritas.
***
Jadi apa solusinya? mulai saat ini, semua pemilik platform di Indonesia perlu melakukan refleksi diri atas semua konten yang mereka sajikan ke publik. Jika masih menggantungkan isi dompet pada konten sensual, maka perlulah kiranya bertransformasi dengan menghadirkan berita-berita bermuatan pendidikan dan nilai-nilai moral. Bukankah apa yang kita tanam, itulah yang akan dituai.

No comments:

Post a Comment

Terimakasih atas kepatuhannya melakukan komentar yang sopan, tidak menyinggung S4R4 dan p0rnografi, serta tidak mengandung link aktif, sp4m, iklan n4rk0ba, senj4t4 ap1, promosi produk, dan hal-hal lainnya yang tidak terkait dengan postingan. Jika ada pelanggaran, maaf jika kami melakukan penghapusan sepihak. Terimakasih dan Salam blogger!